“Hari ini kita belajar mengenai
cita-cita. Kalian sudah tahukan cita-cita kalian anak-anak?” teriak guru
sekolah dasar dengan senyuman manis mengiringinya.
“baik, ibu guru akan menanyakan
cita-cita kalian satu persatu. Dimulai dari Sonya, Sonya apa cita-cita kamu
nak?” Tanya ibu guru muda itu. “Dokter bu!” ucap siswa imut itu. Satu persatu
siswa kelas 2 sekolah dasar itu telah mengungkapkan cita-citanya masing-masing.
Mimpi mereka sesuai dengan usia mereka, terdiri dari dokter, aparat, dan guru.
Hingga tibalah saatnya Rojak ditanya, “kamu rojak, apa cita-cita kamu jika
besar nanti?” Tanya guru Chintya dengan lembut.
Terdiam sejenak lalu Rojak menjawab
dengan suara pelan dan malu-malu, “aku ingin jadi pelawak bu!”
“Kenapa kamu mau jadi pelawak
Rojak”, Tanya ibu Rina kembali.
Anak itu kembali terdiam lalu,
“abis pelawak lucu bu, mama dan papa selalu tertawa bareng kalau kami lagi
nonton lawak di tv. Cuma pelawak yang bisa buat mama dan papa ketawa bu.” Jawab
rojak dengan polosnya.
Mendengar jawaban Rojak, Ibu Rina
yang tahu betul keadaan keluarga rojak yang bisa dikatakan broken home hanya
terdiam dan merenungi betapa tulus Anak itu bicara.
Coba kita simak kisah si Rojak dan
Impiannya diatas, ada banyak anak-anak generasi penerus di negeri ini bahkan di
sekeliling kita yang seperti mendapat hukuman berat atas kesalahan yang bukan
mereka perbuat. Hukuman itu adalah ketidak rukunan keluarga yang harus mereka
rasakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar